
Wells (2017a): Koreksi penamaan
auriventer
Dalam paper ini, Wells mengemukakan
bahwa nama auriventer yang selama ini
ditujukan pada satu subspesies Z.
palpebrosus di Semenanjung Malaya,
Sumatera dan Kalimantan (termasuk Kep.
Riau, Bangka dan Natuna) ternyata lebih
tepat digunakan pada beberapa spesimen
dari populasi yang kurang dikenal dan
cenderung terlupakan di kawasan
Tenasserim, Myanmar. Ini bukan split ya,
melainkan pengorganisasian ulang
penamaan kelompok taksa agar sesuai
dengan peraturan sistematis yang digunakan.
Nah, populasi di Tenasserim ini dianggap
sangat berbeda dibandingkan subspesies
dari palpebrosus lain dan memiliki hak untuk
mendapatkan nama auriventer karena lebih
awal dideskripsikan.
Nah karena hal ini, populasi yang
sebelumnya diberi nama auvirenter di
Semenanjung Malaya, Sumatera dan
Kalimantan pun membutuhkan nama baru.
Wells pun menemukan nama erwini, berasal
dari deskripsi yang digunakan oleh Chasen
(1934) untuk mendeskripsikan burung di
Kepulauan Natuna dan dianggap sebagai
sinonim dari auriventer oleh Mees (1957).

Wells (2017b): Pemecahan Z
everetti dan pembentukan Z.
auriventer
Dalam satu volume jurnal yang sama, Wells
mengemukakan hasil analisis morfologi
komparatif pada spesimen-spesimen di
museum untuk menentukan posisi taksa
auriventer di antara taksa Zosterops lainnya
—khususnya kedekatannya dengan kacamata
biasa Z. palpebrosus yang selama ini
dianggap sebagai spesies induk dari taksa ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
auriventer di Tenasserim kemungkinan
berkerabat lebih dekat dengan subspesies
wetmorei serta tahanensi dari kacamata
belukar (Z. everetti) dibandingkan dengan
seluruh subspesies Z. palpebrosus. Lebih
jauh lagi, Wells juga mengemukakan
hubungan kekerabatan antara empat
subspesies Z. everettidi daratan utama Asia
dan Kalimantan dan enam subspesies lain di
Filipina dan Talaud mungkin tidak sedekat
yang selama ini dikira. Wells pun
menyarankan pemisahan empat ras Z.
everettiyakni auriventer, wetmorei, medius
dan tahanensis diperlakukan sebagai spesies
tersendiri yakni Hume’s White-eye Z.
auriventeryang terpisah dari enam
subspesies Z. everettilain.
Nama Indonesia “kacamata belukar’ tetap
diberikan pada Z. auriventer pada Atlas
Burung Indonesia (2020
Jadi untuk yang dulu disebut namanya pleci “Zosterops palpebrosus auriventer” sekarang bukan lagi “Auriventer” tetapi Zosterops simplex erwini